Ada seekor kerbau
yang setiap pagi dibawa oleh seorang anak penggembala yang masih kecil menuju
sawah untuk dibajak. Jika tidak ada pekerjaan, kerbau itu oleh penggembala
dibawa ke daerah yang banyak rumputnya. Kemana pun kerbau itu dibawa selalu
saja nurut kepada majikannya yang seorang anak kecil.
Suatu saat, saat si kerbau sedang sendirian, ada seekor harimau menghampiri kerbau itu. Si harimau berkata kepada kerbau,
"Hey kerbau, saya sudah beberapa hari mengamati kamu. Kamu selalu nurut saja dibawa-bawa atau disuruh-suruh oleh majikan kecilmu. Manusia majikanmu itu sangat kecil dibanding kamu, kenapa tidak kamu tubruk saja, pasti dia terpental jauh atau mati. Kamu jadi bebas seperti saya, bebas kemana pun saya mau."
"Saya takut kepada anak kecil itu", jawab si kerbau.
"Ha ha ha, dasar bodoh kamu. Masa badan kamu yang besar takut kepada anak kecil?" ejek si harimau sambil menertawakan.
Suatu saat, saat si kerbau sedang sendirian, ada seekor harimau menghampiri kerbau itu. Si harimau berkata kepada kerbau,
"Hey kerbau, saya sudah beberapa hari mengamati kamu. Kamu selalu nurut saja dibawa-bawa atau disuruh-suruh oleh majikan kecilmu. Manusia majikanmu itu sangat kecil dibanding kamu, kenapa tidak kamu tubruk saja, pasti dia terpental jauh atau mati. Kamu jadi bebas seperti saya, bebas kemana pun saya mau."
"Saya takut kepada anak kecil itu", jawab si kerbau.
"Ha ha ha, dasar bodoh kamu. Masa badan kamu yang besar takut kepada anak kecil?" ejek si harimau sambil menertawakan.
"Kamu juga
akan takut jika kamu mengetahui kelebihan manusia" kata si kerbau
menjelaskan.
"Apa sih kelebihan manusia itu, koq bisa membuat kamu takut?" tanya si harimau penasaran.
Tidak lama kemudian, anak penggembala tersebut datang. Langsung saja si harimau menyapanya.
"Hey anak manusia!! Kata si kerbau kamu mempunyai kelebihan yang membuat dia takut. Apa itu?"
"Apa sih kelebihan manusia itu, koq bisa membuat kamu takut?" tanya si harimau penasaran.
Tidak lama kemudian, anak penggembala tersebut datang. Langsung saja si harimau menyapanya.
"Hey anak manusia!! Kata si kerbau kamu mempunyai kelebihan yang membuat dia takut. Apa itu?"
Anak pengembala
itu menjawab,
"Saya sebagai manusia diberikan kelebihan oleh Pencipta, yaitu berupa akal yang tidak dimiliki oleh makhluq lainnya" . "Akal itu apa, boleh saya melihat akal kamu? Jika kamu tidak menunjukkan, saya akan memakan kamu." tanya harimau sambil mengancam.
"Wah saya tidak bisa memperlihatkannya, karena akal saya tertinggal di rumah"
"Kalau begitu kamu ambil dulu." kata si harimau dengan nada mendesak.
"Saya sebagai manusia diberikan kelebihan oleh Pencipta, yaitu berupa akal yang tidak dimiliki oleh makhluq lainnya" . "Akal itu apa, boleh saya melihat akal kamu? Jika kamu tidak menunjukkan, saya akan memakan kamu." tanya harimau sambil mengancam.
"Wah saya tidak bisa memperlihatkannya, karena akal saya tertinggal di rumah"
"Kalau begitu kamu ambil dulu." kata si harimau dengan nada mendesak.
"Saya bisa
saja mengambilnya, tetapi percuma. Kamu akan lari." Jawab pengembala tidak
mau kalah.
"Saya janji, saya tidak akan lari" kata harimau dengan percaya diri.
"Saya janji, saya tidak akan lari" kata harimau dengan percaya diri.
"Sekarang kamu berkata demikian, setelah melihat saya
membawa akal, kamu pasti lari. Bagaimana kalau kamu saya ikat? Supaya kamu
tidak lari nanti."
"Setuju"
jawab harimau.
Kemudian si anak
penggembala tersebut mengikat harimau tersebut di sebuah pohon. Bukan saja
tidak bisa lari, tetapi sampai tidak bisa bergerak leluasa. Setelah mengikat si
anak pun pergi.
Kerbau yang
mengamati dari tadi tertawa, melihat nasib harimau.
"Sekarang kamu bisa apa?" tanya si kerbau.
Harimau tidak bisa menjawab, dia panik dan ingin melepaskan diri tetapi tidak
bisa. "Itulah akal manusia, he he" kata si kerbau sambil pergi mengikuti majikannya.